Berantas Difteri, 4,5 Juta Warga Jatim Diimunisasi
Nurul Arifin
Senin, 12 November 2012 16:18 wib wib
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
SURABAYA - Sejak dinyatakan sebagai kejadian luar
biasa (KLB), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengelar imunisasi
serentak di 19 kabupaten/kota. Total masyarakat yang bakal disuntik
vaksin ini sebanyak 4,5 Juta orang.
Kepala Dinkes Jawa Timur dr Budi Rahaju menyebut, 19 kabupaten/kota tersebut di tersebar di Pulau Madura, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang dan Madiun. Kemudian sejumlah kawasan di Tapal Kuda seperti, Probolinggo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Pasuruan. Upaya ini dilakukan serentak karena memang karakteristik Difteri di Jatim lebih beracun atau toxigonic.
"Dulu memang pernah diberlakukan KLB tapi ternyata jumlahnya malah meningkat di tahun 2012. setelah diteliti ternyata penanganannya sporadis. Oleh karena itu, akan kami lakukan secara serentak," katanya di Surabaya, Senin (12/11/2012), seraya menyebut imunisasi serentak itu akan dilakukan pada tanggal 12-24 November 2012 mendatang.
Ia menjelaskan, untuk usia 3 tahun hingga 7 tahun mendapat Vaksin DT. Kemudian di atas 7 tahun disuntik vaksin Td, sementara untuk akan usia di bawah 3 tahun diberikan vaksin DPT-HB. Menurut Budi, imunisasi ini juga untuk anak-anak yang memiliki imunisasi tidak lengkap. Tim yang dilibatkan adalah Posyandu, Puskesmas, Ponpes dan Sekolah.
Selain menggelar imuniasai serentak, Dinkes Jatim juga menggerakkan tim surveilance untuk mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium Diphtheriae. Kata Budi, penyakit difteri ini menjangkit akibat pergerakkan penduduk dan faktor geografi.
"Banyak kasus di negara lain menunjukkan imunisasi yang berlangsung statis membuat penyakit ini muncul kembali. Imunisasi di Jatim tidak bisa maksimal 100 persen karena banyaknya penduduk musiman di suatu daerah dan yang tinggal di lokasi terpencil, sehingga mengakibatkan tidak menerima rangkaian imunisasi secara lengkap," jelasnya.
Sementara itu berdasarkan data dari Dinkes Jatim hingga 20 Oktober 2012 jumlah kasus Difteri di Jatim mencapai 710 penderita. Dari jumlah tersebut, 20 orang di antaranya meninggal dunia. Penyakit Difteri sudah menyerang 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sejak tahun 2011.
Tahun 2011 jumlah kasus Difteri sebanyak 664 penderita dan 20 orang meninggal dunia. Insiden tertinggi di Kota Malang sedangkan pada tahun 2012 kasus terbanyak di Kabupaten Situbondo dengan 113 kasus dan meninggal 7 orang. Di susul Kabupaten Jombang dengan 87 kasus dengan 11 orang meninggal dunia.
Kepala Dinkes Jawa Timur dr Budi Rahaju menyebut, 19 kabupaten/kota tersebut di tersebar di Pulau Madura, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang dan Madiun. Kemudian sejumlah kawasan di Tapal Kuda seperti, Probolinggo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Pasuruan. Upaya ini dilakukan serentak karena memang karakteristik Difteri di Jatim lebih beracun atau toxigonic.
"Dulu memang pernah diberlakukan KLB tapi ternyata jumlahnya malah meningkat di tahun 2012. setelah diteliti ternyata penanganannya sporadis. Oleh karena itu, akan kami lakukan secara serentak," katanya di Surabaya, Senin (12/11/2012), seraya menyebut imunisasi serentak itu akan dilakukan pada tanggal 12-24 November 2012 mendatang.
Ia menjelaskan, untuk usia 3 tahun hingga 7 tahun mendapat Vaksin DT. Kemudian di atas 7 tahun disuntik vaksin Td, sementara untuk akan usia di bawah 3 tahun diberikan vaksin DPT-HB. Menurut Budi, imunisasi ini juga untuk anak-anak yang memiliki imunisasi tidak lengkap. Tim yang dilibatkan adalah Posyandu, Puskesmas, Ponpes dan Sekolah.
Selain menggelar imuniasai serentak, Dinkes Jatim juga menggerakkan tim surveilance untuk mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium Diphtheriae. Kata Budi, penyakit difteri ini menjangkit akibat pergerakkan penduduk dan faktor geografi.
"Banyak kasus di negara lain menunjukkan imunisasi yang berlangsung statis membuat penyakit ini muncul kembali. Imunisasi di Jatim tidak bisa maksimal 100 persen karena banyaknya penduduk musiman di suatu daerah dan yang tinggal di lokasi terpencil, sehingga mengakibatkan tidak menerima rangkaian imunisasi secara lengkap," jelasnya.
Sementara itu berdasarkan data dari Dinkes Jatim hingga 20 Oktober 2012 jumlah kasus Difteri di Jatim mencapai 710 penderita. Dari jumlah tersebut, 20 orang di antaranya meninggal dunia. Penyakit Difteri sudah menyerang 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sejak tahun 2011.
Tahun 2011 jumlah kasus Difteri sebanyak 664 penderita dan 20 orang meninggal dunia. Insiden tertinggi di Kota Malang sedangkan pada tahun 2012 kasus terbanyak di Kabupaten Situbondo dengan 113 kasus dan meninggal 7 orang. Di susul Kabupaten Jombang dengan 87 kasus dengan 11 orang meninggal dunia.