48 Santri Diduga Dididik Jadi Teroris Dibawa ke Polres Nganjuk
Selasa, 13 November 2012 09:50 wib
NGANJUK - Sebanyak 48 santri Pondok Pesantren
Darul Akhfiya di Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk,
Jawa Timur, yang dicurigai dididik menjadi teroris, dievakuasi ke
Mapolres Nganjuk, Selasa (13/11/2012), sekira pukul 03.00 WIB dini hari
tadi.
Mereka sempat diamankan di Mapolsek Kertosono usai penggerebekan yang dilakukan warga pada Senin, 12 November malam.
Para remaja usia belasan tahun itu dievakuasi menggunakan bus dengan pengawalan ketat polisi. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur dan provinsi lain, seperti Jombang, Tulungagung, Blitar, dan Ambon.
Polisi juga mengamankan pimpinan ponpes, Nasirudin Ahmad, warga Sukoharjo, Jawa Tengah. Selain itu, dari rumah kontrakan para santri, polisi mendapati sebuah senjata laras panjang, senjata tajam, serta buku-buku dan VCD.
Kapolres Nganjuk, AKBP Anggoro Sukartono mengatakan, pihaknya masih mendalami dugaan para santri itu akan dididik sebagai teroris.
Polres nganjuk juga telah meminta bantuan Polda Jatim dan Densus 88 Antiteror untuk menyelidiki dan menangani kasus ini, namun hingga pagi ini tim dari Polda dan Densus 88 belum tiba.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)
Mereka sempat diamankan di Mapolsek Kertosono usai penggerebekan yang dilakukan warga pada Senin, 12 November malam.
Para remaja usia belasan tahun itu dievakuasi menggunakan bus dengan pengawalan ketat polisi. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur dan provinsi lain, seperti Jombang, Tulungagung, Blitar, dan Ambon.
Polisi juga mengamankan pimpinan ponpes, Nasirudin Ahmad, warga Sukoharjo, Jawa Tengah. Selain itu, dari rumah kontrakan para santri, polisi mendapati sebuah senjata laras panjang, senjata tajam, serta buku-buku dan VCD.
Kapolres Nganjuk, AKBP Anggoro Sukartono mengatakan, pihaknya masih mendalami dugaan para santri itu akan dididik sebagai teroris.
Polres nganjuk juga telah meminta bantuan Polda Jatim dan Densus 88 Antiteror untuk menyelidiki dan menangani kasus ini, namun hingga pagi ini tim dari Polda dan Densus 88 belum tiba.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)