Anaknya Nyaris Dijadikan PSK, Orangtua Trauma dengan Hape
Selasa, 27 November 2012 16:42 wib wib
EW saat menjalani konseling di LP2A Jombang (Dok: Mukhtar B/Sindo TV)
JOMBANG - EW, gadis berusia 12 tahun korban
penculikan sindikat perdagangan manusia di bawah umur, dikenal sebagai
anak yang keranjingan bermain Facebook.
Kasus penculikan yang dialami bocah kelas 6 SD warga Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, itu memberi pelajaran kepada para orangtua akan dampak negatif pergaulan melalui Facebook.
Su, ibu EW, Selasa (27/11/2012), menjelaskan, anaknya sudah menjalin hubungan dengan banyak orang di Facebook, termasuk dua pria yang membawa kabur anaknya pada malam 14 hari lalu.
EW nyaris akan dijual sebagai pekerja seks komersial (PSK) oleh sindikat jaringan perdagangan manusia tersebut. Beruntung, pemberitaan yang gencar tentang hilangnya EW diketahui bos sindikat tersebut. Karena tidak ingin usahanya terendus, EW pun dipulangkan.
Dari kejadian ini, Su mengaku trauma dengan alat komunikasi dan akan memantau terus aktivitas komunikasi anaknya melalui telefon genggam dan Facebook. EW sendiri sebelumnya mengaku kapok mencari teman melalui Facebook.
Kepada Su, EW mengaku mengetahui salah seorang penculik. Dia adalah teman Facebooknya yang tinggal di Desa Kedunglumpang. Desa tersebut bersebelahan dengan desa Dukuhmojo, tempat tinggal EW.
Meski identitas pelaku sudah jelas, sampai saat ini polisi belum bisa mengambil tindakan apa pun. Pasalnya, kondisi EW saat ini belum memungkinkan untuk dimintai keterangan.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)
Kasus penculikan yang dialami bocah kelas 6 SD warga Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, itu memberi pelajaran kepada para orangtua akan dampak negatif pergaulan melalui Facebook.
Su, ibu EW, Selasa (27/11/2012), menjelaskan, anaknya sudah menjalin hubungan dengan banyak orang di Facebook, termasuk dua pria yang membawa kabur anaknya pada malam 14 hari lalu.
EW nyaris akan dijual sebagai pekerja seks komersial (PSK) oleh sindikat jaringan perdagangan manusia tersebut. Beruntung, pemberitaan yang gencar tentang hilangnya EW diketahui bos sindikat tersebut. Karena tidak ingin usahanya terendus, EW pun dipulangkan.
Dari kejadian ini, Su mengaku trauma dengan alat komunikasi dan akan memantau terus aktivitas komunikasi anaknya melalui telefon genggam dan Facebook. EW sendiri sebelumnya mengaku kapok mencari teman melalui Facebook.
Kepada Su, EW mengaku mengetahui salah seorang penculik. Dia adalah teman Facebooknya yang tinggal di Desa Kedunglumpang. Desa tersebut bersebelahan dengan desa Dukuhmojo, tempat tinggal EW.
Meski identitas pelaku sudah jelas, sampai saat ini polisi belum bisa mengambil tindakan apa pun. Pasalnya, kondisi EW saat ini belum memungkinkan untuk dimintai keterangan.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)