Di tengah
bahtera kehidupan yang terus bergelombang dan tidak pernah surut dari
berbagai problematikanya, kita perlu memiliki sebuah pegangan dan
‘navigasi’ yang mengantarkan kita pada pulau tujuan.
Sebagai
insan Muslim hendaknya memiliki komitmen dan prinsip hidup. Apa pun
lapangan usaha yang ditekuni, bidang keilmuan yang dikaji, maupun aspek
kehidupan yang dijalani, setiap Muslim tetap berusaha dan berupaya.
Kekuatan yang terpendam dalam setiap diri seorang Muslim ialah potensi
besar yang dimiliki dan harus digali.
Memaksimalkan kemampuan
diri mengarah pada upaya memaksimalkan ikhtiar kita. Inilah yang Allah
sebutkan dalam QS ar-Ra’d ayat 11. Tawakal adalah sikap berserah diri
kepada Allah Ta’ala setelah melakukan usaha secara maksimal. Itu
bermakna dalam hidup kita tidak ada suatu tindakan atau perbuatan yang
tidak memiliki dasar yang jelas. Semua hal dilakukan karena adanya unsur
perintah dan meninggalkan segala hal karena memang jelas adanya unsur
larangan.
Memaknai tawakal diperlukan pemahaman bahwa terdapat
ikatan yang kuat antara manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai Sang
Pencipta. Ikatan yang berimplikasi pada adanya hubungan ini mestinya
dijalin dengan baik oleh manusia. Dengan demikian, pada klimaks usaha
yang dilakukan seseorang tetap saja kembali ke muara segala sesuatu,
yaitu Allah. Pasrah secara total kepada-Nya.
Kita bersikap
menerima dengan ikhlas atas segala yang diberikan Allah Ta’ala dari
usaha yang dilakukan. Ini adalah kenyataan yang berat dalam hidup kita.
Sebab, yang sering terjadi pada kita adalah selalu menanggapi hal-hal
yang tidak mengenakkan dalam hidup kita dengan mengeluh. Kita
betul-betul merasa berat ketika mendapat ujian dan cobaan yang, menurut
kita, tidak mengenakkan karena cenderung merepotkan atau menyusahkan.
Kita
perlu menyadari bahwa manusia tidak memiliki kewenangan untuk
menentukan apa yang dikehendakinya. Yang diperbolehkan hanyalah
rencana-rencana manusiawi. Meski demikian, sesegera mungkin kembali
menyadari bahwa segala yang terjadi merupakan kewenangan Allah Ta’ala.
Alquran menyebutkan dengan tegas dan jelas, “Dan adalah ketetapan Allah
itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (QS al-Ahzab (33):38).
Tawakal
perlu dipupuk, diutamakan, dan diperjuangkan. Karena sedemikian
pentingnya tawakal dalam hidup, hingga kita perlu mengetahui bagaimana
cara bertawakal, yaitu merasa cukup terhadap apa yang didapat dan
dimiliki, tetap meningkatkan usaha agar lebih baik, membiasakan
bersyukur kepada Allah atas pemberian-Nya, mengawali pekerjaan dengan
niat ibadah, menyadari bahwa manusia memiliki banyak kekurangan, dan
menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan Allah setelah melakukan
ikhtiar/usaha.
Obat yang paling mujarab untuk mengatasi berbagai masalah hidup
adalah membiasakan diri bertawakal kepada Allah Ta’ala. Dalam kehidupan
kita, tawakal berfungsi mengurangi tekanan batin/jiwa, terhindar dari
kecewa dan stres berat, juga meringankan langkah dalam menjalani hidup
sehari-hari. Kita adalah manusia, kewajiban kita adalah berusaha,
masalah keputusan, berhasil atau gagal, tetap di tangan Allah Ta’ala.
Dia
Yang Maha kuasa akan memutuskan sebatas yang dikehendaki sesuai dengan
usaha yang dilakukan manusia
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu
benar-benar orang yang beriman.”
(QS al-Maidah (5): 23).
(QS al-Maidah (5): 23).