Assamualaikum,
lama tidak menulis di blog karena sedikit ada peningkatan aktifitas akhir-ini, kali ini pun saya belum akan menulis sesuatu, tapi saya membagikan email curhatan seseorang tentang masalah cobaan hidup, cobaan rumahtangga yang lumayan rumit dan pasti sangat melelahkan fisik dan mental bagi yang mengalaminya...
Di sini saya tidak membahas solusi dari saya, tapi saya hanya neng "share" permasalahan yang ada, dengan begitu saya mengajak anda semua untuk merenung dan berfikir sejenak terhadap kasus yang terjadi ini dan bagaimana solusi yang baik menurut kita masing-masing
Oh iya, sebagai privasi, saya menyamarkan identitas nama dan alamat si pengirim email, tapi selain sensor nama dan alamat saya tulis apa adanya seperti bunyi email yang masuk.
Monggo dianalisis sareng, kita pikir, hayati dan berusaha merasakan apa yang terjadi... Dan andai cobaan ini kita yang jadi aktor utamanya...
Nb: solusi, tukar pikiran dan masukan dari saya nanti saya inbox langsung ke yang bersangkutan pengirim email.
__________________________________________________________________________________
Assalamu'alaikum Ustadz...
lama tidak menulis di blog karena sedikit ada peningkatan aktifitas akhir-ini, kali ini pun saya belum akan menulis sesuatu, tapi saya membagikan email curhatan seseorang tentang masalah cobaan hidup, cobaan rumahtangga yang lumayan rumit dan pasti sangat melelahkan fisik dan mental bagi yang mengalaminya...
Di sini saya tidak membahas solusi dari saya, tapi saya hanya neng "share" permasalahan yang ada, dengan begitu saya mengajak anda semua untuk merenung dan berfikir sejenak terhadap kasus yang terjadi ini dan bagaimana solusi yang baik menurut kita masing-masing
Oh iya, sebagai privasi, saya menyamarkan identitas nama dan alamat si pengirim email, tapi selain sensor nama dan alamat saya tulis apa adanya seperti bunyi email yang masuk.
Monggo dianalisis sareng, kita pikir, hayati dan berusaha merasakan apa yang terjadi... Dan andai cobaan ini kita yang jadi aktor utamanya...
Nb: solusi, tukar pikiran dan masukan dari saya nanti saya inbox langsung ke yang bersangkutan pengirim email.
__________________________________________________________________________________
Assalamu'alaikum Ustadz...
Perkenalkan saya bernama I.
Saya mempunyai seorang sahabat yang sedang sangat galau dan hampir putus asa dengan kehidupan yang dijalaninya.
Sahabat saya bernama M. Dia adalah seorang wanita yang sekarang
ini sedang bertaubat dari semua dosa-dosa besar yang telah pernah dia
lakukan selama ini.
Sebagai
perwakilan dari sahabat saya, saya ingin menceritakan permasalahannya
dan menanyakan beberapa hal pada Ustaz. Mohon dirahasiakan ya Ustadz.
Sahabat
saya ini, M, adalah seorang muslimah yang baik dan taat pada
perintah Allah SWT pada awalnya. M sudah bersuami namun belum
dikaruniai anak. Kemudian suatu waktu, M harus terpisah dengan
suaminya karena study ke luar negara. Di negara tersebut, M berjumpa
dengan seorang lelaki yang sama2 study di fakultas yang sama. Namanya
B. B adalah seorang lelaki yang telah beristri.
Akhirnya M dan B terlibat affair dan berzina karena jauh dari
pasangan masing-masing.
M
dibutakan oleh rayuan B sehingga M meminta cerai dari suaminya
karena diiming-imingi akan dinikahi oleh B setelah B menceraikan
istrinya. Akhirnya M dan suaminya pun bercerai. Perzinahan
antara M dan B terus dilakukan baik ketika M masih berstatus
istri orang, M sedang dalam proses gugatan cerai, sampai
akhirnya M benar2 menjadi janda. Bertahun-tahun zina itu dilakukan.
Sampai akhirnya B menceraikan istrinya.
Setelah
setahun bercerai dari istrinya, B melamar M dan sudah
merencanakan pernikahan dua bulan mendatang dari proses lamaran. Setelah
proses lamaran, Mina benar2 berniat untuk bertaubat dan memohon ampunan
pada Allah atas semua dosa yang dilakukannya. Mina ingin kembali pada
jalan Allah SWT dan bersama-sama dengan B ingin merajut pernikahan
yang diridhai Allah SWT. Tapi sayang, sebulan sebelum pernikahan,
ternyata B terlibat lagi affair dan berzina kembali dengan wanita
lain. Mina baru mengetahuinya seminggu sebelum pernikahan. Disaat itu,
B meminta maaf atas semua kesilapannya dan ingin tetap menjalani
pernikahan ini. M yang sudah dibutakan cinta akhirnya menerima B
kembali dan pernikahan itu pun terjadi.
Namun
seminggu setelah pernikahan, ternyata B berbohong. B tetap
melanjutkan affairnya dengan wanita itu dan menikah siri dengannya tanpa
wali yang sah. Karena orang tua wanita itu tidak mau menikahkan anaknya
dengan B. Namun mereka tetap nikah dengan meminta bantuan seorang
kyai pesantren sebagai wali wanita itu.
Kini M merasa
benar2 ditipu oleh B. Janji untuk menikah dan membentuk keluarga
yang benar2 bersih dengan niat ridha Allah SWT sepertinya hancur.
Ketika M memprotes perlakuan B, hal yang dikatakan B adalah
sungguh sangat menyakitkan M. B menikahi M hanya sebuah
tanggung jawab dari janji saja. M bukan istri yang diinginkan.
M tidak bisa memberikan kepuasan sexual kepadanya karena M jelek
secara fisik. M juga tidak bisa memberikan B pekerjaan dan proyek
seperti mantan istrinya dulu dan istri siri nya sekarang. B juga
mengatakan pada M kalau dia akan kembali pada mantan istrinya dan
B minta M jangan mengganggu urusannya. Kalau ternyata M sakit
hati, silahkan kembali pada keluarga. Karena Budhi sudah merasa
kalau M bukanlah pasangan yang bisa seiring dengannya dalam karir dan
pekerjaan. Kalau dalam agama, memang benar kalau M lebih dari mantan
istrinya dan istri sirinya. Tapi B tidak perlu agama. B perlu
pekerjaan dan uang untuk membiayai kehidupan ini.
M begitu shock atas perkataan dan perlakuan B padanya. B
yang sudah menjadi suaminya sangat tega mengatakan hal itu padanya.
Akhirnya M pun
pulang pada keluarganya. Menunggu apa yang akan dilakukan B pada
dirinya. Tapi M tidak mau bercerita pada keluarganya
karena M masih berharap B akan kembali padanya dan meminta maaf
atas semua perlakuannya serta akan bertaubat kembali bersama seperti
janji awal.
Saya ingin bertanya... sebagai seorang istri yang shalehah, apa yang seharusnya M lakukan, Ustadz?
Ketika M menceritakan
permasalahannya pada saya, yang saya sarankan adalah minta cerai dari
B karena B sudah terlalu dhalim padanya.
Tapi
sepertinya M berat untuk melakukannya sekarang ini. M masih sangat
sayang pada B. Walaupun M marah pada B namun M saat ini
belum bisa untuk melepaskan B.
M pernah bilang pada saya kalau dia ingin sekali menjadi wanita yg shalehah, istri yang shalehah, dan ibu dari anak-anak yang shalehah. M merasa ini adalah ujian dan hukuman yang Allah berikan padanya karena M dulu telah menyia-nyiakan suami yang sangat mencintai dan menyayanginya hanya karena terbujuk rayu dengan B. Namun kini telah menjadi suaminya. Haruskah dia juga melepaskan B andaikan B menceraikannya?
M pernah bilang pada saya kalau dia ingin sekali menjadi wanita yg shalehah, istri yang shalehah, dan ibu dari anak-anak yang shalehah. M merasa ini adalah ujian dan hukuman yang Allah berikan padanya karena M dulu telah menyia-nyiakan suami yang sangat mencintai dan menyayanginya hanya karena terbujuk rayu dengan B. Namun kini telah menjadi suaminya. Haruskah dia juga melepaskan B andaikan B menceraikannya?
Mohon penjelasan Ustadz agar M tidak lagi salah melangkah dari jalan Allah SWT.
M
sekarang terus bertaubat atas semua dosa-dosanya... Saya kasihan dengan
M. Dia begitu tertekan sekarang ini. Hal yang dilakukannya adalah
shalat dan shalat serta berzikir, membaca Al-Qur'an... memohon ampunan
pada Allah SWT... M terus menutupi diri. Saya kasihan padanya,
Ustadz. M ingin berkonsultasi tapi tidak tau pada siapa yang bisa
menjaga rahasia masalahnya. M tidak ingin membongkar aib suaminya
karena itu juga menjadi aib baginya. Mohon jawaban dari Ustadz.
Terimakasih.