Galang Tanda Tangan, Warga Tembelang Jombang Minta Sekdes Selingkuh Dipecat

Jum'at, 19 Oktober 2012 17:25:00 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono

Jombang (beritajatim.com) – Warga Desa Kedunglosari Kecamatan Tembelang, Jombang meminta kepada bupati agar segera memecat sekretaris desa (sekdes) mereka, Tri Astinah, yang tertangkap basah saat selingkuh di sebuah hotel di Kertosono Nganjuk bulan lalu.

Selain karena melanggar disiplin sebagai PNS, menurut warga, hal itu juga mencemarkan nama desa. Desakan pemecatan itu juga dilampiri ratusan tanda tangan dari warga setempat. "Karena yang dilakukan Bu Sekdes sudah melanggar disiplin PNS. Selain itu juga mencemarkan desa. Kita ingin punya pemimpin yang bisa jadi teladan, bukan yang bisa selingkuh dengan suami orang," kata Suwaskito, tokoh masyarakat Kedunglosari sembari menunjukkan tanda tangan ratusan warga, Jumat (19/10/2012).

Hal senada juga dilontarkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat. Siswanto, sekretaris BPD mengakui bahwa pihaknya telah menggelar rapat dengan keputusan serupa. Yakni, meminta agar Pemkab Jombang segera memecat Tri Astinah dari jabatannya.

Menurutnya, ada dua aturan yang dilanggar Sekdes. Pertama, melakukan perbuatan asusila berupa perselingkuhan yang melanggar Perda nomor 6 tahun 2006 pasal 38 huruf F. Kedua, melanggar PP nomor 45 tahun 1990 tentang izin perkawinan dan perceraian PNS. "Sebab sebagai PNS, dia tak boleh menjadi istri kedua. Tapi nyatanya, Bu Sekdes menjadi istri kedua Chudlori,’’ terang Siswanto.

Sekdes Kedunglosari Tri Astinah menjadi istri kedua Chudlori setelah menikah pada 2006. Chudlori sendiri menikahi istri pertamanya, Karti, pada 1978. Saat menikah dengan Chuldori, status Tri Astinah sudah janda. Mulai tiga tahun lalu, Tri Astinah diangkat sebagai Sekdes berstatus PNS karena memang memenuhi kualifikasi.

Warga sendiri mulanya mendiamkan status Tri Astinah itu. Namun begitu 14 September lalu dia digerebek di hotel Kertosono saat sedang selingkuh bersama Darsono Sekdes Rejosopinggir Tembelang, amarah warga pun langsung memuncak. Sehingga mereka menuntut Sri Astinah segera dipecat karena melakukan dua pelanggaran besar.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Inspektorat I Nyoman Swardana mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya baru memproses kasus perselingkuhan Sekdes Sri Astinah. Bahkan sejumlah saksi sudah didatangkan guna diminta keterangannya. Sayangnya, Nyoman enggan menyebut sanksi apa yang bakal dijatuhkan kepada Sekdes tersebut. "Karena kewenangan menjatuhkan sanksi ada pada bupati," kata Nyoman. [suf/kun]


Cari Lumut, Terpeleset, Pemancing Asal Megaluh Jombang Tewas

 
Minggu, 07 Oktober 2012 15:24:22 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono

Jombang (beritajatim.com) - Ari Swasono (25) warga Desa Balonggemek Kecamatan Megaluh, tewas setelah tercebur ke Sungai Brantas, Minggu (7/10/2012). Sebelumnya, Ari hendak mencari lumut yang digunakan sebagai umpan memancing. Namun naas, ia terpeleset dan kemudian tercebur ke sungai tersebut.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, membenarkan kejadian itu. Menurut Widodo, kejadian itu berawal sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu Ari tiba di Dam Karet, Desa Menturus Kecamatan Kudu. Korban sudah membawa perlengkapan pancingnya. Ari berencana menikmati liburan sembari memancing ikan.

Usai mendapat lokasi strategis, korban segera mencari lumut yang akan digunakan sebagai umpan. Tanpa diduga, ketika menginjakkan kakinya di pinggiran sungai, Ari terpeleset. Karena tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, korban seketika tercebur ke dalam derasnya sungai.

Beberapa warga yang berada di lokasi sempat melihat korban timbul tenggelam dipermainkan arus. Bahkan, tangan korban sempat melambai-lambai untuk meminta pertolongan. Warga kemudian turun ke lokasi untuk memberikan bantuan, sedangkan warga lainnya melapor ke polisi. Namun, sayang jasad korban sudah menghilang.

Dengan dibantu warga, petugas melakukan pencarian. Mereka menyisir sepanjang bantaran Sungai Brantas. Nah, sekitar pukul 11.00 WIB jasad korban berhasil ditemukan di sekitar lokasi dalam kondisi tak bernyawa. Selanjutnya, jasad korban segera dibawa ke kamar jenazah puskesmas terdekat. "Korban meninggal karena tenggelam setelah terpeleset saat cari lumut. Ini murni kecelakaan," jelas Widodo. [suf/ted]


Kejar Ikan, Bocah 8 Tahun Asal Bandar Kedungmulyo Tewas Tenggelam

Selasa, 25 September 2012 17:47:42 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono


Jombang (beritajatim.com) - Fifi Nurkumalasari (8), warga Dusun Pucanganom, Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, tewas tenggelam di sungai setempat saat mencari ikan, Selasa (25/9/2012). Dia terpeleset dan hanyut ke sungai sedalam satu meter.
Kapolsek Bandar Kedungmulyo, AKP Kasyanto mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika korban bersama 2 temannya pulang sekolah, sekitar pukul 12.10 WIB. Saat melintasi jembatan sungai Konto, Dusun Pucanganom, tanpa sengaja korban melihat ada ikan dalam sungai tersebut. Spontan saja, gadis cilik ini memutuskan untuk menangkapnya. Selanjutnya, korban menuruni jembatan. Namun naas, saat turun itulah korban terpeleset hingga terjebur ke dalam kubangan sungai.
Melihat kejadian itu, kedua temannya berteriak-teriak minta tolong. Mereka melihat korban terlihat timbul tenggelam diseret arus. Teriakan tersebut mengundang warga sekitar untuk memberikan pertolongan. Jasad korban berhasil diangkat dari dalam sungai dan dilarikan ke puskesmas setempat. Namun sayang, dalam perjalanan menuju puskesmas, korban menghembuskan nafas terakhirnya.
"Korban meninggal dalam perjalanan menuju puskesmas. Kematian korban murni akibat tenggelam saat berusaha mencari ikan," jelas AKP Kasyanto. [suf/kun]

Warga Gudo Jombang Ditangkap Mengedarkan Uang Palsu

Selasa, 09/10/2012 18:41 WIB

Pengedar Uang Palsu Menyaru Jadi Tukang Pijat

Imam Wahyudiyanta - detikSurabaya


Surabaya - Tiga pengedar uang palsu (upal) diringkus. Dua pelaku diringkus di Tarik, Sidoarjo, dan satu lagi diringkus di Kediri. Dari para pelaku diamankan upal senilai Rp 25 juta yang belum diedarkan.

Para pelaku adalah Surman (50), warga Cianjur, Jawa Barat, Suharno (70), warga Gudo, Jombang, dan Dini Yanto (57), warga Kayen Kidul, Kediri. Mereka kini ditahan di Polsek Waru.

"Dua pelaku yang tertangkap Sidoarjo kami pancing bertransaksi," kata Kompol Hendriyana, Selasa (9/10/2012).

Kapolsek Waru ini menjelaskan, begitu turun dari bus hijau, petugas terus membuntuti tersangka Surman dan Suharno. Saat dipancing bertransaksi di sebuah warung, petugas segera menyergapnya.

Saat digeledah, petugas menemukan 250 lembar upal pecahan Rp 100 ribu atau senilai Rp 25 juta. Upal tersebut disembunyikan di saku jaket bagian dalam. Kedua tersangka lantas 'bernyanyi' jika upal yang dimilikinya berasal dari Yanto asal Kediri.

"Yanto kemudian dapat kami tangkap di Kediri," tambah mantan Kapolsek Pakal itu.

Dari rumah Yanto petugas menyita satu lembar upal pecahan Rp 100 ribu, satu lembar upal pecahan Rp 100 ribu yang belum dipotong dan bahan bakunya.

Hendriyana menerangkan, para pelaku merupakan jaringan pengedar upal yang biasa beroperasi di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Kediri. Modus yang digunakan komplotan itu biasanya dengan menyaru sebagai tukang pijat atau menawarkan pengobatan altenatif.

Yang berperan sebagai tukang pijat atau ahli pengobatan alternatif adalah Suharno. Saat memijat atau mengobati pasien, Suharno mencoba menawarkan uang palsu dengan kata-kata yang manis. Jika pasien tertarik, maka transaksi bisa dilakukan setelahnya.

"Kualitas upal yang diproduksi Yanto sangat bagus dan mendekati aslinya. Upal itu dijual dengan perbandingan 1:3. uang Rp 100 ribu asli bisa ditukar dengan 3 upal dengan pecahan yang sama," tandas Hendriyana.

(iwd/bdh)

Motor Mahasiswa Asal Diwek Dicuri di Warnet

Sabtu, 29/09/2012 07:16 WIB

Pencurian Motor di Mini Market Mojokerto Terekam CCTV

Tamam Mubarrok - detikSurabaya


Foto: Tamam Mubarrok

Mojokerto - Aksi pencurian motor di sebuah mini market di Jalan Raya Residen Pamuji Kota Mojokerto, terekam CCTV, Jumat (28/9/2012) malam. Dalam rekaman itu, dengan jelas pelaku memakai topi dan berbaju batik, dengan santai mencuri motor korban.

Pengamatan detiksurabaya.com, sekitar pukul 20.50 WIB, pelaku yang mengenakan baju batik berwarna coklat ini, terlihat santai mendekati motor milik Afandi (22). Saat melihat korban masuk mini market, pelaku pun beraksi.

Motor Supra X 125 milik korban yang sudah dikunci stir, dibobol pelaku dengan mudah. Setelah berhasil menyalakan mesinnya, pelaku langsung membawa kabur motor itu, meski dilihat beberapa orang di parkiran.

Beberapa saat kemudian, Afandi dan temannya, Wiwik Mardiana (22), kebingungan mencari motornya. Setelah mengetahui motornya raib, Afandi menanyakan ke pihak mini market. Ternyata benar, dalam rekaman CCTV, motornya dicuri orang.

Tak menunggu lama, Afandi langsung melaporkan ke Mapolres Mojokerto Kota. "Saya kaget juga, motornya dibawa orang. Saya langsung melapor ke polisi," ujar mahasiswa asal Desa Cukir, Kecamatan Diwek Jombang ini di lokasi.

Pencurian motor yang terekam CCTV ini membuat mini market itu ramai dijejali warga yang penasaran melihat rekaman. Dua polisi yang datang ke lokasi, belum memberi pernyataan apapun mengenai kejadian ini.

(fat/fat)


Sebuah Mobil Ditabrak KA di Peterongan Jombang, 4 Orang Terluka

Jumat, 28/09/2012 18:16 WIB

Tamam Mubarrok - detikSurabaya
Jombang - Sebuah mobil ditumpangi empat orang asal Pasuruan, tertabrak kereta api (KA) Rapih Doho di perlintasan tak berpalang pitu di Dusun Pagotan Desa Keplaksari Kecamatan Peterongan Jombang. Akibatnya, empat orang luka-luka.

Kasubag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Mobil Cerans beropol N 1599 VM yang dikendarai Evan Satria Putra (19), menyeberang rel KA keluar Desa Pagotan.

Secara bersamaan, KA Rapih Doho yang melaju dengan kecepatan tinggi ini, langsung melibas mobil ini. Seketika itu, mobil terseret dan nyaris masuk persawahan. Dari pengakuan Catur, masinis KA, pihaknya telah berulangkali membunyikan klakson.

"Masinisnya membunyikan klakson terus. Tak ada respon dari mobil ini. Karena jaraknya sangat dekat, masinis tak bisa mengerem mendadak," ungkap Widodo saat dihubungi detiksurabaya.com, Jumat (28/9/2012).

Mengetahui hal ini, warga langsung mengevakuasi para korban. Meski hanya mengalami luka-luka, korban dilarikan ke IRD RSUD Jombang. Keempat korban yakni Evan, Yeni, Leli dan Rani. Semua korban asal Desa Betas Kepulungan Kecamatan Gempol Pasuruan ini masih menjalani perawatan.

"Kita akan periksa sopir mobil ini. Dugaannya, saat melintas di rel ini, sopir menyalakan audionya sehingga tak mendengar suara klakson kereta," ujarnya.
(fat/fat)


Sopir Asal Bandar Kedungmulyo Jombang Ditetapkan Sebagai Tersangka

Senin, 24/09/2012 20:10 WIB

Sopir Ondos Ditetapkan Tersangka

Bruriy Susanto - detikSurabaya

Foto: Bruriy Susanto

Sidoarjo - Kecelakaan maut menewaskan anggota DPR RI, Theodorus Jacob Koekertis di Km 29 Tol Porong-Waru, diduga kelalaian sopir pribadinya. Pasalnya, sopir pribadinya, Wahyu Wigoro warga Dusun Delik RT 3 RW 2 Ds Brodot Kec. Bandar Kedungmulyo Jombang, melajukan mobil Nissan Patrol nopol B 15 VY cukup kencang.

"Dari keterangan sopirnya sendiri, kalau kecepatannya diperkirakan 80 Km/Jam. Dengan kecepatan yang begitu tinggi, dimungkinkan sopirnya (Wahyu Wirogo) tidak bisa mengendalikan kemudinya," kata AKP Fahri Siregar Kasat Lantas Polres Sidoarjo kepada sejumlah wartawan di RSUD Sidoarjo, Senin (24/9/2012.

Perwira tiga balok di pundaknya menjelaskan, dari keterangan tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap Wahyu Wigoro. Selain itu melakukan olah TKP.

"Keterangan sementara yang dilakukan oleh penyidik dari para saksi dan olah TKP dilakukan bersama Polda Jatim, kemungkinan sopir pribadinya akan kita tetapkan sebagai tersangka," ujar alumnus akpol angkatan 2002.

Penetapan tersangka, lanjut Fahri, berdasarkan temuan bukti saat melakukan olah TKP. Bahwa ditemukan bekas rem mobil Nissan Patrol nopol B 15 VY, yang saat itu melaju kencang dan berusaha mengerem. Karena ada Avansa di depannya.

"Saat melakukan olah TKP memang ada bekas rem. Yang menyebabkan aspalnya terkelupas. Pengereman itu dilakukan karena melihat sebuah mobil yang ada di depannya," tegas Fahri.

Setelah itu mobil Nissan Pedrol yang dikemudikan pria 36 tahun tersebut, langsung dibanting ke kiri. Ternyata justru menabrak sebuah truk bermuatan pasir.

"Melihat dari hasil TKP, kalau mobil Avansa itu jarak mobilnya cukup dengan mobil Nissan yang dikemudikan oleh Wahyu. Justru, dari TKP kalau mobilnya itu memang melaju cukup kencang dan membanting kemudinya ke kiri. Sehingga menabrak sebuah truk yang ada di depannya," pungkasnya.

Polisi ditetapkan sebagai tersangka dengan jeratan pasal 310 ayat 4 berdasarkan UU lalu lintas dan angkutan jalan, dengan ancaman 6 tahun penjara.

(fat/fat)
 
 

Waduh... Kiai Perak Jombang Dibacok Orang Gila hingga Kritis

Rabu, 24 Oktober 2012 16:27 wib
Kiai Mas'ud dirawat di RSUD Jombang (Dok: Mukhtar Bagus/Sindo TV)
Kiai Mas'ud dirawat di RSUD Jombang (Dok: Mukhtar Bagus/Sindo TV)
JOMBANG - Nahas nasib seorang kiai pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Saat sedang santai di rumahnya, dia tiba-tiba didatangi dan dibacok oleh tetangganya yang menderita gangguan jiwa.

Korban, Kiai Mas’ud Muttaqin (48), warga Dusun Pedes, Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, kini kritis di ruang ICU RSUD Jombang. Kiai Mas’ud mengalami luka parah di bagian kepala akibat dibacok oleh Suparlan (45).

Kepala Dusun Pedes, Sudarmo, Kamis (24/10/2012), menuturkan, peristiwa mengejutkan tersebut terjadi saat korban, yang biasa dipanggil Gus Ud, sedang duduk santai di rumahnya. Pelaku datang dengan menghunus parang sambil berteriak menuding Gus Ud akan membunuh keluarganya.

Pelaku langsung mengibaskan parang ke arah kepala korban. Meski sempat ditangkis, namun bacokan parang tersebut mengenai kepala bagian atas hingga korban mengalami pendarahan hebat.

Suparlan langsung ditangkap oleh santri dan warga kemudian diserahkan ke polisi.

Menurut Sudarmo, korban sudah beberapa tahun menderita gangguan jiwa. Dua tahun lalu, Suparlan sempat dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa Lawang di Kabupaten Malang. Meski telah dinyatakan sembuh, namun sesekali penyakitnya masih kambuh dan mengamuk.

Sementara itu, polisi menyatakan bahwa proses hukum terhadap pelaku tidak bisa dilanjutkan terakit kondisi kejiwaannya. Namun agar tidak membahayakan warga sekitar, petugas akan mengirim pelaku ke rumah sakit jiwa agar mendapat perawatan.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)
 
 

Jogoroto Jombang: Kesal Kerap Dimarahi, Keponakan Ini Bunuh Bibinya

Selasa, 23 Oktober 2012 14:24 wib wib
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Agung M/okezone)
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Agung M/okezone)
JOMBANG- Warga Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, digemparkan dengan berita tewasnya Ummul Hidayati (30). Ibu yang memiliki dua anak itu tewas dengan luka parah di bagian tenggorokan.

Pelaku pembunuhan diketahui bernama Wahyudi (30) yang tidak lain adalah keponakan Ummul. Belum diketahui motif pembunuhan tersebut, namun diduga dilatarbelakangi pelaku kerap dimarahi korban.

Menurut warga sekitar, pelaku sering minum-minuman keras dan menggunakan narkoba, sehingga kerap dinasihati korban. Ini dilakukan agar pelaku menghentikan kebiasaan buruknya.

Ironisnya, peristiwa itu terjadi saat korban sedang menggendong bayinya yang masih berusia enam bulan. Akibatnya, bayi inipun terus menangis melihat sang ibu tergeletak di tanah.

Kepala Desa Ngumpul, Mohamad Kholil, mengatakan selama ini pelaku tinggal di rumah orangtuanya sendiri yang tak jauh dari rumah korban, namun pagi tadi tiba-tiba pelaku datang dan membunuh korban.

Saat kejadian, lanjut Mohamad Kholil, tidak terdengar ada pertengkaran antara pelaku dengan korban. Warga pun dikejutkan dengan suara tangis bayi yang tak kunjung berhenti.

Saat didatangi, warga melihat korban sudah dalam posisi tergeletak tak bernyawa dan bayinya menangis di sampingnya.

Untuk menghindari terjadinya amuk masa, polisi yang datang ke lokasi pembunuhan langsung mengamankan pelaku ke Mapolres Jombang.

Kasubag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, menjelaskan, sesaat setelah kejadian pelaku tidak melarikan diri dan hanya duduk santai di ruang tamu. Polisi mengaku masih mendalami motif dan kronologis kejadian tersebut.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / kem)
 
 

Latihan Ikhlas dari Hati (Bukan Cuma dari Mulut)

Ikhlas itu kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Karena itu, kita perlu belajar dan membiasakan diri menjadi mukhlis (orang yang ikhlas).

Dari segi bahasa, ikhlas itu mengandung makna memurnikan dari kotoran, membebaskan diri dari segala yang merusak niat dan tujuan kita dalam melakukan suatu amalan.

Ikhlas juga mengandung arti meniadakan segala penyakit hati, seperti syirik, riya, munafik, dan takabur dalam ibadah. Ibadah yang ikhlas adalah ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.

Ungkapan “semata-mata karena Allah SWT” setidaknya mengandung tiga dimensi penghambaan, yaitu niatnya benar karena Allah (shalih al-niyyat), sesuai tata caranya (shalih al-kaifiyyat), dan tujuannya untuk mencari rida Allah SWT (shalih al-ghayat), bukan karena mengharap pujian, sanjungan, apresiasi, dan balasan dari selain Allah SWT.

Beribadah secara ikhlas merupakan dambaan setiap Mukmin yang saleh karena ikhlas mengantarkannya untuk benar-benar hanya menyembah atau beribadah kepada Allah SWT, tidak menyekutukan atau menuhankan selain- Nya. “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun” (QS An-Nisa’ [4]: 36).

Jika ikhlas sudah menjadi karakter hati dalam beramal ibadah, niscaya keberagamaan kita menjadi lurus, benar, dan istiqamah (konsisten). (QS Al-Bayyinah [98]: 5). Selain kunci diterima tidaknya amal ibadah kita oleh Allah SWT, ikhlas juga membuat “kinerja” kita bermakna dan tidak sia-sia. Kinerja yang bermakna adalah kinerja yang berangkat dari hati yang ikhlas.

Menurut Imam Al-Ghazali, peringkat ikhlas itu ada tiga. Pertama, ikhlas awam yakni ikhlas dalam beribadah kepada Allah karena dilandasi perasaan takut kepada siksa-Nya dan masih mengharapkan pahala dari-Nya.

Kedua, ikhlash khawas,ialah ikhlas dalam beribadah kepada Allah karena dimotivasi oleh harapan agar menjadi hamba yang lebih dekat dengan-Nya dan dengan kedekatannya kelak ia mendapatkan “sesuatu” dari-Nya.

Ketiga, ikhlash khawas al-khawas adalah ikhlas dalam beribadah kepada Allah karena atas kesadaran yang tulus dan keinsyafan yang mendalam bahwa segala sesuatu yang ada adalah milik Allah dan hanya Dia-lah Tuhan yang Mahasegala-galanya.

Ikhlas merupakan komitmen tertinggi yang seharusnya ditambatkan oleh setiap Mukmin dalam hatinya: sebuah komitmen tulus ikhlas yang sering dinyatakan dalam doa iftitah. (Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata karena Allah Tuhan semesta alam). (QS Al-An’am [6]: 162).

Sifat dan perbuatan hati yang ikhlas itu merupakan perisai moral yang dapat menjauhkan diri dari godaan setan (Iblis). Menurut At-Thabari, hamba yang mukhlis adalah orang-orang Mukmin yang benar-benar tulus sepenuh hati dalam beribadah kepada Allah, sehingga hati yang murni dan benar-benar tulus itu menjadi tidak mempan dibujuk rayu dan diprovokasi setan.

Ikhlas sejatinya juga merupakan “benteng pertahanan” mental spiritual Mukmin dari kebinasaan atau kesia-siaan dalam menjalani kehidupan. Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah berujar, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang meng isi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tetapi tidak bermanfaat.”
(Muhbib Abdul Wahab)


Tanda Kematian Husnul Khatimah

Setiap yang bernyawa pasti akan tiba ajalnya (QS Ali-Imran [3]:185). Hanya saja waktu dan lokasinya adalah sebuah misteri. Manusia tidak dapat mengetahui dan menetapkan jadwal kematian, karena ini adalah rencana dari Allah SWT.

Kematian pula bukanlah kejadian biasa, tapi ia adalah peristiwa besar yang menyakitkan yang ditandai dengan terputusnya hubungan antara roh dan jasad, perubahan situasi dan adanya peralihan dari suatu alam ke alam lain.

Kematian berlaku dengan fenomena yang beraneka ragam, secara umum dapat dibagi kepada dua keadaan. Pertama, meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (akhir hayat yang bagus).

Dan kedua, meninggal dunia dalam keadaan suul khatimah (akhir hayat yang buruk). Keadaan yang pertama menunjukkan suatu gambaran bahwa nasib yang akan dialami oleh si mayat setelah kematiannya akan bahagia.

Sebaliknya, keadaan yang kedua menggambarkan keburukan yang bakal dialaminya. Bagi orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah mempunyai tanda-tanda tertentu yang sepatutnya diketahui oleh setiap individu, terutama kalangan umat Islam.

Tanda-tanda tersebut, di antaranya sebagai berikut. Pertama, mengucapkan kalimat tauhid (syahadah). Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan la ilaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah, kecuali Allah SWT), maka ia masuk surga.” (HR Abu Dawud).

Kedua, dahi atau keningnya berkeringat. Sebuah riwayat dari Buraidah bin Hashib RA, dia berada di Khurasan. Lalu, saudaranya kembali kepadanya dalam keadaan sakit sehingga ia sempat menyaksikan kematiannya.

Saat saudaranya meninggal dunia, ia melihat keringat keluar dari dahinya, dan berkata, “Allahu Akbar”. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Meninggalnya seorang Mukmin ditandai dengan keringat di dahinya.” (HR Tirmizi, Nasa’i, dan Ibn Majah).

Ketiga, meninggal dunia pada malam Jumat atau siang harinya. Tanda ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA. Dia mendengar bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia pada hari Jumat atau malamnya, melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah siksa kubur.” (HR Tirmizi).

Keempat, mati syahid. Ada lima macam mati syahid yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni disebabkan wabah (al-math’un), sakit perut ( al-mabthun), karam atau tenggelam (al-ghariq), tertimpa tanah runtuh (shahibul hadm), dan syahid dalam perang di jalan Allah. (HR Bukhari dan Muslim).

Itulah di antara tanda-tanda meninggal dunia secara husnul khatimah yang disebutkan oleh nabi dan rasul panutan kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kelak kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik), yakni golongan yang memperoleh hakikat kebahagiaan dan kemuliaan di sisi Allah SWT. Wallahu al-Musta’an.
(Imron Baehaqi)


Dicela, Dilecehkan, Direndahkan? Hadapi dengan Shalawat

Entah yang sudah ke berapa kalinya, umat Islam kembali menghadapi cobaan melalui penghinaan pada Rasulullah.

Dicerca, dihina, dilecehkan, direndahkan, bahkan tindak kekerasan fisik dan verbal sekali pun adalah makanan sehari-hari Rasulullah di awal dakwah beliau.

Sebenarnya ada faktor lain yang menyebabkan mereka melakukan penghinaan tersebut bukan sekadar benci atau dendam kesumat. Tapi lebih dari itu, mereka sangat tahu betapa mulianya Rasulullah. Karena sangat mengagumi Rasulullah, mereka tidak dapat mengekspresikan kekaguman tersebut. Maka dapat dimaklumi mereka berbuat demikian.

Rasulullah SAW pun demikian, selalu membalas kejahatan dengan pengungkapan ampunan pada Tuhan, karena kuffar Quraisy ‘belum tahu’ hakikat kebenaran. Rasulullah hanya berdoa, “Maafkan mereka ya Allah, karena ketidaktahuan mereka.”

Ketidaktahuan itu muncul salah satunya karena di dalam hati mereka ada ‘penyakit’. Penyakit itu timbul karena mereka yang ingkar dan dengki sehingga Allah mengunci hati mereka dan sulit menerima kebenaran. “Dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakit mereka dengan apa yang mereka dustakan,” (QS Al-Baqarah: 10).

Dari keingkaran tersebut, lahirlah sebuah godaan untuk mencerca, menghina dan melecehkan pemeluk agama lain, motifnya memang berbeda-beda. Ada yang karena tidak suka bumi Allah ini dipenuhi oleh pemeluk Islam yang kian hari makin banyak, ada pula yang ingin menghancurkan persatuan umat Islam yang satu dengan yang lainnya.

Apa pun motif terselubung dari fenomena ‘pelecehan’ ini, Rasulullah hanya menganjurkan untuk melawan perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab itu dengan pembuktian keimanan. Buktikan bahwa sedahsyat apa pun agama, Nabi, ajaran Allah ini dihina, kita tetap teguh dan bersatu. Karena memang, jalan anarkistis justru lebih merugikan umat Islam itu sendiri.

Dengan peristiwa ini, mungkin kita bisa memetik hikmah, antara lain, teguhkan dan kuatkan keimanan dan persatuan kita di antara sesama umat Muslim—sebab sampai kapan pun, non-Muslim tidak akan pernah ridha dengan agama Islam, hingga kita mengikuti kepercayaan mereka.

Hal ini telah Allah firmankan dalam Surah Al-Baqarah ayat 120, “Dan tidak akan pernah ridha kepadamu (Muhammad) orang-orang Yahudi maupun Nasrani, hingga engkau mengikuti agama mereka…”

Kedua, biarlah Allah bertindak sesuai dengan kehendaknya, sebab Allah Mahamenghakimi dan Menghukumi setiap insan yang berdosa, jika tidak di dunia—maka siksaan tersebut Allah tangguhkan di hari Kiamat kelak, saat dimana kuffar memohon, memelas, meminta, mengemis, agar siksaan nan pedih dihilangkan darinya.

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. Mereka berdoa, “Ya Allah, lenyapkanlah kami dari azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. ‘Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal mereka telah datang kepada mereka Rasul yang memberi peringatan kemudian mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata, ‘Dia adalah penerima ajaran dari orang dan ia adalah orang gila. Sungguh, jika Kami lenyapkan siksaan itu sebentar saja, pasti mereka akan (kembali) ingkar’.” (QS Ad-Dukhan: 10-15)

Ketiga, rutinkan diri memberikan ‘hadiah’ untuk Rasulullah SAW dengan bershalawat kepadanya. “Sungguh, Allah dan para malaikat bershalawat untuk Nabi, wahai orang yang beriman, bershalawatlah pada (Nabi) dan mohonlah keselamatan dengan keselamatan sesungguhnya.” (QS Al-Ahzab: 56). Wallahu a’lam.
(Ina Salma Febriani)